no fucking license

Search This Blog

Archive

Bookmark

Puisi Perpisahan Sekolah Paling Sedih dan Cara Bacanya

Perjalanan di sekolah adalah salah satu fase paling berharga dalam kehidupan setiap individu. Selama bertahun-tahun, kita belajar, bermain, dan tumbuh bersama teman sekelas dan guru-guru yang bijaksana. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa di akhir perjalanan tersebut, ada momen yang sulit dihadapi, yaitu perpisahan sekolah.

Perpisahan sekolah melambangkan akhir dari suatu babak kehidupan dan awal dari babak yang baru. Baik itu perpisahan di sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), atau sekolah menengah atas (SMA), momen ini tak jarang membawa perasaan sedih yang mendalam. Tidak hanya siswa, namun juga guru-guru yang telah memberikan bimbingan dan teman-teman yang telah berbagi kisah dan tawa bersama merasakan pilu perpisahan.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi puisi-puisi perpisahan sekolah yang menggambarkan perasaan sedih, haru, dan terima kasih yang dirasakan saat melangkah ke masa depan. Mulai dari puisi perpisahan sekolah paling sedih hingga puisi perpisahan sekolah singkat, setiap puisi menggambarkan keunikan dan keindahan momen perpisahan dalam konteks yang berbeda.




Puisi perpisahan sekolah tidak hanya mencakup perpisahan antar siswa, tetapi juga perpisahan dengan guru-guru yang telah membimbing dan menginspirasi selama perjalanan belajar. Karena itu, kami juga akan menampilkan puisi-puisi khusus untuk guru dan teman sekelas.

Mari kita merenungkan puisi-puisi perpisahan sekolah ini, mengenang kenangan indah yang telah kita bagi bersama dan mempersiapkan diri untuk melangkah maju dengan penuh harapan dan semangat di masa depan yang menantang.

Berikut contoh puisi perpisahan sekolah, puisi perpisahan sekolah paling sedih, puisi perpisahan sekolah sd, puisi perpisahan sekolah smp, puisi perpisahan sekolah untuk guru dan teman, puisi perpisahan sekolah sma, puisi perpisahan sekolah untuk guru, puisi perpisahan sekolah kelas 6, puisi perpisahan sekolah singkat.


Mata-Mata Yang akan Kutinggalkan 

Karya S. Herianto (Badrul)



Kutahan tumpahan air mata di rongga dada 
Kutahan arus kesedihan di ujung tenggorokan
Agar tangis tidak menjadi luka

Sedih di mata-mata itu tak sanggup kutatap 
Semakin dalam kutatap
Semakin dalam luka menggurat

Rasa kehilangan yang memekat
Merusak langit hati
Kepergian ini untuk perjumpaan yang sarat rindu 
Kepergian ini membawa lukisan kenangan
Kenangan yang berlimpah kemesraan
Tak akan kutukar

Antara kita ada ikatan hati
Yang dibungkus hari-hari 
Ikatan yang tak mungkin diputuskan oleh sejuta kerusakan
Ikatan yang bila berada di hadapan Tuhan 
Akan disambut dengan senyuman ketentraman
Perjumpaan yang pernah terjadi takkan pernah berakhir

Bila kepergian ini diartikan jarak
Maka nantikan sebuah perjumpaan dengan luapan lautan
Dengan gelombang-gelombang rindu yang memuncakkan kedamaian
Luka dan air mata yang pernah menyayat hari dan hati 
menjadi sapuan angin yang menumbuhkan harapan

Wahai mata-mata yang menyimpan kesedihan sesaat 
Tapi menyinarkan semangat hidup yang kuat
Bila suatu hari tiba masa perjumpaan itu 
Pastikan aku melihat mata-mata yang pernah aku tinggalkan
Mengerling lincah diikuti sebaris senyum yang tiada henti
Yang tumbuhnya dari dasar hati

Kan kubawakan hadiah kemenangan
Dengan sekuntum doa
Semoga Tuhan menyayangimu selalu
Sehingga tak ada satu pun permintaanmu kepada-Nya
Yang tak dikabulkan.

Malang, beberapa tahun yang lalu.


Wajah-Wajah dan Suara-suara

Karya S. Herianto (Badrul)


Aku tahu, saat ini
Saat puisi ini kubacakan
Kelas yang akan kutinggalkan tak banyak bicara
Kursi dan bangku juga diam termangu
Papan tulis itu juga tertunduk lesu
Aku tahu

Aku tahu, kelas itu
Akan ditinggali bayangan banyak kenangan
Wajah-wajah dan suara-suara
Semua abadi di sana
Aku  tahu

Aku tahu, saat ini, 
Pak Guru Bu Guru lebih banyak diam
Hanya tampak mata menahan linang
Aku tahu diammu juga menahan kesedihan
Pak Guru Bu Guru, senyumlah
Wajah muliamu kubawa serta
Kugendong dalam hati
Semua pesan dan nasihatmu kuikat bersama cita
Saat engkau mengingat ulah kami
Kami pun pasti teringatmu
Hati kami tak bisa berbohong
Aku tahu

Pak Guru Bu Guru
Kami ingin engkau melepasku dengan senyum terindah
Kami paham, perjalanan kami masih panjang
Pintaku sertai kami dengan doamu
Karena doamu adalah peringkat dewa
Bapa’ babu’ guru rato

Aku tahu, aku tak mungkin pamit
Dengan ucapan selamat tinggal
Kami akan pamit dengan kalimat sampai bertemu lagi
Selalu sehat Pak Guru Bu Guru
Agar bisa kami sambangi

Kamsamita
Arigato husaimas
Mator sakalangong
Nyo’ona sapora se raja
Sungkem bakte abdi dalem
Nyo’ona sokalilla

East, 28 Mei 2023

Diba Sekapeng Dhuwa’ (Berbahasa Madura)

Karya S. Herianto (Badrul)


Esaksene geddung sareng ata’
Papan toles, bangku tor korse 
Taneyan tor mandira mera pote
Kaula perna badha ekasareng pakguru tor buguru
Magenna’ omor 
magenna’ sangona odhi’

Estona ta’ daddi kaula semaca’a puisi paneka
Ngarembeng egandu’ seta’nyapcaba aeng mata
Tako’  daddi sagarana tanges

Pakguru buguru kaula oneng
Badha bakto mabunga 
badha bakto maduka
Sapora’agi gi

Bakto seampon ajai’ ngen angen
Bakto semadibasa pekker
Bakto semamardika ate
Matorsakalangkong gi

Pakguru buguru 
Ombarragi kaula sakancaan e panggaliyan
Sareng dhu’a banni basto
Kakerrongi kaula sakancaan e dhalemma ate
Sareng esem tor binar

Kalaban songkem seba
Nyo’ona sokalellana pakguru buguru
Kaula sakanca’an agai’a bintang
Nyo’ona karidha’an pakguru buguru
Ekarengseppowa dunnya akherat

Songenep, 28 Mei 2023

Khusus puisi yang terakhir, saya berikan contoh bacanya dan pilihan latar instrumennya.


https://youtu.be/IJ8FGLxe1nk




Berikut video latar instrumen untuk puisi tersebut. Semoga bermanfaat.

Post a Comment

Post a Comment

This blog tries to share the idea of ​​prioritizing needs over wants. If you have any feedback, please post a comment. Thank you for your visit. I pray for those who visit and/or comment, if they are Muslims, they will go on the Hajj, become rich and enter heaven. Amen!