no fucking license

Search This Blog

Archive

Bookmark

Coca-Cola di Tengah Badai El Nino

Senangnya saat gajian tiba. Walaupun tidak seberapa lagi, sudah cukup senang bisa beli coca-cola kecil yang dingin dan meminumnya di puncak badai el Nino tengah hari. Surga bener!



Syukur yang tak terhingga juga, walaupun hanya 20 ribu malamnya bisa mampir ke cafe langganan untuk beli kopi dan air mineral, sudah membahagiakan. Sederhananya bahagia itu yang susah adalah rasa syukurnya.

Ketiga, dapat mengisap rokok kesukaan. 

Di tengah membaranya kesusahan sekecil apapun rejeki yang diterima jika itu dari Tuhan sangat besar rasanya. Sepotong roti dari anak kecil dan masuk ke mulutku, kusyukuri dengan luar biasa. 

Secara matematis, gaji yang masuk rekening, tidak akan sanggup bertahan kurang dari seminggu, tapi karena rejeki bukan hal logis, ada saja rejeki datang dari luar nurul (nalar).

Walaupun begitu, aku belum bisa membiayai perawatan ibuku yang sakit, belum bisa bantu bayar listrik, belum bisa bantu ngisi kebutuhan dapur bahkan belum lengkap perlengkapan mandi untuk diriku sendiri. Tetap, syukuri saja. 

Yang paling membahagiakan adalah bisa beli parfum murahan. Sungguh, beberapa hari tercium kecut menyeruap dari ketiakku. Kurang pede rasanya berpapasan dengan manusia. Terima kasih Tuhan.


Post a Comment

Post a Comment

This blog tries to share the idea of ​​prioritizing needs over wants. If you have any feedback, please post a comment. Thank you for your visit. I pray for those who visit and/or comment, if they are Muslims, they will go on the Hajj, become rich and enter heaven. Amen!